I wouldn't be crazy.... so be it.

aku tak tahu kenapa aku harus memikirkan semua ini. Kenapa aku harus peduli dengan apa apa yang akan terjadi pada paguyuban ini? kenapa aku harus berusaha menyadarkan bahwa mereka adalah masa depan Gereja yang suatu saat akan hancur secara institusi? Kewnapa aku harus memikirkan perkembangan mental mereka? kenapa aku memikirkan keprihatinan2 ini padahal yang lain belum tentu memikirkannya? kenapa aku begitu bodoh sampai harus mau berpikir seperti ini? aku cuma berpikir, kalau Gereja hancur, apa orang mudanya masih terus mengimani Yesus di tengah arus mayoritas yang semakin menguat? kalau mentalistas orang mudanya seperti ini, aku tak yakin . inilah keprihatinan mendasarku. pdahal, kita sedang dalam kondisi kritis; seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Apakah orang mudanya sudah siap meneriam setiap perubahan itu? seandainya perubahan itu terjadi, hanya ada dua pilihan; menyerah dan ikut arus perubahan atau teguh dalam pilihan meskipun tersakiti. untuk tetap teguh, yang sibutuhkan adalah mentalitas pantang menyerah dan tak takut menghadapi perbedaan. haaaah... lagi2, kenapa aku harus memikirkan hal2 seperti ini?
keprihatinanku tinggi, semangatku tinggi, kecerdasanku cukup.... aku gak akan gila... so be it..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Di Kala Senja

Coffee of Destiny

Stream Of Destiny