a Letter 4 friends
sepertinya aku sudah terlalu terlarut denagn keramaian2 kalian, sehingga aku sampai melupakan siapa aku sebenarnya. aku adalah dizmaz sang angin; tak pernah tinggal dalam suatu tempat untuk waktu yang lama. aku adlah dizmaz sang iblis; yang dibenci orang karena aku berbeda.aku adalah dizmaz sang phoenix; yang hanya bisa ditemui dalam cerita legenda; yang selalu hidup sendiri dan tak bisa dimiliki. itulah aku... aku yang sebenarnya.
setelah ini aku akan berisitirahat dari keramaian ini. meski begitu indah, ku masih tetap saja jenuh. karena memang, aku sudah lama sekali hidup dalam dunia seperti ini; berkumpul, bercanda bersama, berbagi, tertawa, bercerita, bertengkar, marah, memaknai kebersamaan bersama-sama. hal sepertinya sudah lama sekali hilang dari hidupku. mungkin inilah yang disebut bahagia. sbuah kata yang mempunyai makna dalam, yang realisasinya selalu aku cari untuk dirasakan. bukannya aku tak menyukai hal2 seperti ini, aku hanya lelah terus hidup dalam keramaian. ini bukan duniaku. duniaku adlh diam di dalam kamar, merenungkan suatu peristiwa dan memaknainya, keluar ke tempat permenunganku yang lain memandangi awan dan menikmati keindahannya. saat itulah tak ada siapapun. hanya aku dan bayanganku. itulah duniaku..
untuk teman2ku yang telah mengisi hari2ku, terimakasih... perjumpaan selalu memberi warna; perjumpaan yang diinginkan, perjumpaan yang tak disengaja, maupun perjumpaan yang tak diinginkan. dua bulan untuk ukuran suatu kebersamaan tentu bukn waktu yang terlalu panjang tapi juga tak terlalu singkat untuk tidak meninggalkan warna di hati kita. apapun warnanya kita patut syukuri. latar belakang yang beraneka ragam membuat tidak mudah; proses beradaptasi saling mengenal satu dengan yang lain, menerima dan menghargai yang lain. perlu sebuah kesadaran untuk mengikat dan diwujudkan dalam sebuah komitmen bersama. tidak tertulis, tapi dihidupi.
begitulah kesanku selama ini...
aphin, bertus, (fr) budi, danan, danang, ian, keni, keca, maria, ndaru, niar, penceng, simbah, tita, widi, yonan, zita, jagalah warnamu selalu agar tak pudar!!
setelah ini aku akan berisitirahat dari keramaian ini. meski begitu indah, ku masih tetap saja jenuh. karena memang, aku sudah lama sekali hidup dalam dunia seperti ini; berkumpul, bercanda bersama, berbagi, tertawa, bercerita, bertengkar, marah, memaknai kebersamaan bersama-sama. hal sepertinya sudah lama sekali hilang dari hidupku. mungkin inilah yang disebut bahagia. sbuah kata yang mempunyai makna dalam, yang realisasinya selalu aku cari untuk dirasakan. bukannya aku tak menyukai hal2 seperti ini, aku hanya lelah terus hidup dalam keramaian. ini bukan duniaku. duniaku adlh diam di dalam kamar, merenungkan suatu peristiwa dan memaknainya, keluar ke tempat permenunganku yang lain memandangi awan dan menikmati keindahannya. saat itulah tak ada siapapun. hanya aku dan bayanganku. itulah duniaku..
untuk teman2ku yang telah mengisi hari2ku, terimakasih... perjumpaan selalu memberi warna; perjumpaan yang diinginkan, perjumpaan yang tak disengaja, maupun perjumpaan yang tak diinginkan. dua bulan untuk ukuran suatu kebersamaan tentu bukn waktu yang terlalu panjang tapi juga tak terlalu singkat untuk tidak meninggalkan warna di hati kita. apapun warnanya kita patut syukuri. latar belakang yang beraneka ragam membuat tidak mudah; proses beradaptasi saling mengenal satu dengan yang lain, menerima dan menghargai yang lain. perlu sebuah kesadaran untuk mengikat dan diwujudkan dalam sebuah komitmen bersama. tidak tertulis, tapi dihidupi.
begitulah kesanku selama ini...
aphin, bertus, (fr) budi, danan, danang, ian, keni, keca, maria, ndaru, niar, penceng, simbah, tita, widi, yonan, zita, jagalah warnamu selalu agar tak pudar!!
Komentar
Posting Komentar