7 Hours Peregrination


Dalam peregrinasiku semalam, aku memperoleh 2 kesadaran baru. pertama, hidup adalah samsara. kedua, ketekunan, kesabaran, dan keberanian akan membantuku bebas dari samsara.

saat berjaln, entah dari rumah ke gua atau dari gua ke palur, aku merasakan beban dan penderitaan. aku pun merasakan kesendirian yang pedih. aku selalu dihadapkan pada pilihan, "jalan mana yang harus kulalui?", "apa yang akan terjadi kalau aku lewat jalan itu?","jangan2 ada sesuatu." kekuatiran2 itu muncul dan membuat gejolak kuat dalam sanubariku.. lalu aku sadar, bahwa hidup juga seperti ini, dihadapkan pada banyak pilihan dan kekuatiran, terkadang merasa sendiri menanggung beban dan penderitaan. lalu, seluruh daya2 hidupku berkomitmen untuk lepas dari itu. bebas dari penderitaan dunia. keluar dari lingkaran samsara.

aku menjadi semakin berkobar untuk mencapai semua itu. aku bisa melihat ujung jalannya, tapi aku harus tetap berjalan untuk sampai ke sana. lalu aku sadar bahwa yang kubutuhkan adalah ketekunan, kesabaran, dan keberanian. jujur, aku sempat mengalami sebersit keputusasaan dan ingin menyerah. tapi aku tak ingin menyerah. sebab aku tahu, kelak pasti aku harus mengulanginya lagi. tapi, jika sampai, aku tak harus mengulanginya lagi. akupun sadar bahwa kemalasan akan membuat diriku semakin lelah. jadi dari perjalanan dari rumah sampai ke gua, dari gua sampai ke palur, aku hanya istirahat sekali di gua. dari sini aku mulai melihat bahwa aku harus tetap teguh pada apa yang kuyakini sekalipun banyak kerikil tajam, debu jalanan, truk2 besar, ataupun bus2 malam yang "yak-yak an". aku harus tetap berada pada "trotoar"ku. hidup dengan kehormatan dari apa yang ku yakini..

2 jam dari rumah sampai ke gua.. 3,5 jam istirahat, lalu 1,5 jam ke kampung halaman, palur. 7 jam pengembaraan. terimakasih Sang Kesadaran Murni..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Di Kala Senja

Coffee of Destiny

Stream Of Destiny