Berawal Dari Mata

Tak kusangka, mata seseorang dapat berpengaruh pada jiwaku, pada kesadaranku. Saat dengan orang itu, aku merasa menjadi orang yang paling buruk di dunia. Aku merasa seperti sampah yang hidup. Yang kulakukan sepanjang hidupku hanyalh keburukan dan keburukan bahkan untuk hal yang paling sederhana sekalipun. Aku menjadi sangat menyesali hidupku. Dia menarik sisi gelap hidupku dan terjadilah peperangan dalam batinku. Sungguh menguras energi dan terkadang begitu menyakitkan. Di saat kondisiku semakin lemah, dimana tenaga semakin terkuras, yang tersisa hanyalah kemarahan yang tak terkendali. Entah ini peperangan(dharmaksetra) yang harus kulalui ataukah harus kuhindari orang ini? aku tidak tahu.. akan kutemukan jawabnya..

Di sisi lain, saat aku bersama orang2 dengan cara pandang yang sama, atau orang2 yang memandang kehidupan dengan cara yang berbeda dengan kebanyakan orang di dunia, aku merasa berjalan di jalan yang semestinya, aku merasa menjadi orang baik. Sungguh aku bisa mensyukuri setiap detik hidup yang pernah kulewati, bahkan pengalaman2 pahit sekalipun. Ah, hidup terasa penuh makna. Setiap kata, setiap kalimat yang kuucapkan dapat dipahami dengan benar. Benar2 kunikmati kebersamaan ini. Di saat2 seperti itu, aku merasa dipahami. Sesuatu yang tidak bisa kudapatkan dari orang2 pada umumnya. Namun, aku tetap berusaha dan  waspada supaya tidak melekatkan diriku pada orang2 ini..

Indah sekali! semuanya hanya berawal dari mata; cara sepasang bola mata untuk melihat sesuatu. Ah, semoga mataku yang semakin rabun ini tidak menjadi buta, sebab apa gunanya hidup jika tidak bisa melihat maknanya? super sekali..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Di Kala Senja

Coffee of Destiny

Stream Of Destiny