Jalan, Kesetiaan, dan Kedamaian
Dalam pertarungan antara cahaya dan bayangan, aku memilih bayang2nya... Sekalipun aku tahu bahwa aku harus hidup sesuai jalnku, cetak biru kehidupan yang telah disiapkan untukku, masih saja aku melekatkan hatiku pada kesementaraan. Mungkin ini kerinduan manusiawi, dimana aku ingin selalu berada di dekat perempuan. Hanya saja ada kerinduan yang lebih besar yang tak bisa ku abaikan, yaitu panggilan untuk hidup murni. Sekalipun aku tahu caranya, tak semudah itu melakukannya. Disiplin dan Pengendalian diri itulah kuncinya. Jika sekali saja, aku keluar dari garisku, hal terburuk yang bisa kudapat adalah kehilangan diriku. Aku tak lagi mampu mengenali siapa diriku; begitu mudah aku terombang-ambing. Seharusnya aku mengingat saat Krishna mendedahkan Rahasia itu padaku, dimana hatiku begitu berkobar-kobar ketika menerimanya..
Diwaktu, dimana hari-hariku begitu damai, hidup sesuai dharma, salah satu elemen diriku, entah apa itu, muncul dengan kehendaknya sendiri untuk memenuhi dirinya. Kubiarkan saja dan kuikuti. Rasa ini perlu didamaikan pikirku. Semakin lama kuikuti, kusadari semakin jauh aku dari diriku. Di setiap sudut jalan, aku harus bertarung dengan api, dengan batuan yang keras, terkadang terhisap ke dalam lautan pasir yang tak terbatas. Ah, aku masih saja hidup. Sedikit demi sedikit, kurasakan perjalanan ini begitu menyakitkan dan melelahkan. Di bukit, dimana aku tinggal sebelumnya, pohon2 dan bebatuan yang biasanya menemaniku duduk dalam keheningan, berseru memintaku untuk kembali, "disinilah tempatmu!!", kata meraka. Kuabaikan seruan mereka, kucari berbagai macam pembenaran diri. Akupun berjalan semakin jauh. Tibalah akhirnya darimana asalnya suara2 yang memanggilku, di dasar lembah yang dalam. Aku bertemu dengan sang pemilik suara.
"Aku mengenali suaramu, ada apakah gerangan engkau memanggilku?"
"Aku tidak memanggilmu. pergilah!" sungguh bukan jawaban yang aku harapkan.
"Apa maksudmu? jelas sekali engkau telah memanggilku. semua makhluk dari tempat asalku pun tahu akan itu. Ada apa engkau memanggilku?"
"Kau salah paham. Aku memang memanggilmu, tapi aku tidak memintamu untuk datang kemari."
"Ah, apakah jawaban ini yang harus kudapat setelah sejauh ini aku meninggalkan tempat asalku yang damai? sebuah pengkhianatan? janganlah engkau berkata demikian. Baiklah, aku memaafkan semua itu. Sekarang aktakan padaku, kenapa engkau memanggilku?"
"Aku tidak memanggilmu. Kau salah mengerti."
Aku menundukkan kepala. "Oh Dewa, inikah caraMu mendidikku? sekarang aku memahami. Aku ingin kembali. Semoga Engkau masih bersedia menuntunku kembali ke tempatku yang semestinya. Ah, inilah karmaku. Kukhianati jalan hidupku. Kini dunia mengkhianatiku."
Akhirnya ak menjadi sadar bahwa ini adalah cara bagi Krishna untuk mengajarkan arti jnana padaku; Kesetiaan, konsekuensi, memaafkan, kepedihan, pertarungan, kehilangan, dan kedamaian. Aku tidak menyesali proses ini, sebaliknya aku mensyukuri. Jika tidak, dari mana akan kudapatkan pembelajaran seperti ini? Kini setelah melampaui proses ini, aku ingin lebih setia pda jalan hidupku. Semoga Krishna selalu memberkatiku.. Terima kasih...Avatar Krishna..
Komentar
Posting Komentar