The End Of The Black Sun

BLACK

what a wonderful night! itulah kalimat yg menggambarkan kegembiraanku semalam. aku datang ke pertemuan OMK. untuk ukuran orang asing, aku disambut dengan hangat. mereka bertanya padaku tentang tempat tinggalku, apa yg aku lakukan tiap hari. aku merasa benar2 dihargai. mungkin, kelak mereka akan menjadi orang yg berharga bagiku. selama ini aku selalu kesepian tak punya teman dan aku selalu menghabiskan malam2ku sendirian saja. bahkan aku sering melewatkan malam karena aku ingin hari cepat pagi. tapi semalam, aku bisa tertawa bersama teman2 baruku. sudah lama aku merindukan suasana seperti ini. ini berarti banyak bagiku. tapi.... sepertinya aku lupa nama2 mereka. apa aku juga masih akan ingat wajah2 mereka kalau di gereja nanti ya? ah!!!! masih ada pertemuan2 berikutnya. aku pasti akan ingat. masih akan ketemu lagi. karena aku kebagian peran Pilatus dalam Visualisasi Jumat Agung nanti.



Sudah saatnya aku menunjukkan eksistensiku lagi, setelah lebih dari setahun aku hidup dalam masa pengasingan; menutup diri dari dunia nyata. dalam masa itu aku semakin terpuruk dalam kesendirian; kesepian yang tak terperi; tidak dipedulikan dan diperhatikan siapapun; yang terkadang keluar dari persembunyian untuk melihat senyuman orang2 muda yg penuh mimpi, mencoba memotivasi diri sendiri untuk tak goyah menghadapi kehidupan. tapi, sudah saatnya aku muncul dan merebut kehormatanku kembali. ini baru langkah awal. aku akan membuat keberadaanku benar diakui! akan aku tunjukkan betapa aku tak bisa dipandang sebelah mata; meskipun sekarang aku harus menjalankan politik isolasi; membuat benteng isolasiku sendiri. aku tak ingin mereka melihat sisi lemahku. mulai sekarang aku harus melindungi diriku; tidak seperti sebelumnya. karena orang tak akan menghargaiku kalau aku memperlihatkan sisi lemahku. itu yang aku pelajari selama ini. makanya saat aku ditanya apa yg aku lakukan setiap hari, aku tak mau menjawabnya. karena jika aku menjawabnya aku akan diremehkan. lebih baik aku menjadi orang yg misterius; dan sejak dulu aku ingin menjadi seperti itu; karena kedengarannya keren. sayangnya, aku ini orang yg naif; tipe orang yg apa adanya; tak bisa menjadi seperti kau, seperti dia, seperti mereka. aku hanya bisa menjadi diriku sendiri. tapi aku harus belajar menjadi seperti orang lain karena mungkin aku akan membutuhkannya untuk menaklukkan dunia ini.