Manunggal

Ayahanda, apakah aku membutuhkan seorang wanita untuk menemukan jati diriku? Selama ini aku mengembara dan bertapa seorang diri seperti rajawali tunggal. Aku tidak apa2. Memang terkadang jatuh bangun, tapi aku bisa menghadapinya. Aku sudah utuh. Lalu apakah aku harus membutuhkan seorang wanita untuk mengisi sesuatu yang tidak lengkap dariku?  apa yang kurang lengkap dariku? Manusia mempunyai kemampuan untuk membuat dirinya utuh dan memang manusia dilahirkan utuh. Aku sudah menemukan caranya, melakukannya, dan menghidupinya. Aku hanya iri melihat orang2 selalu berdua sedangkan aku selalu seorang diri. Kenapa aku iri? bukankah aku sudah manunggal? memang adalah hal yang manusiawi jika aku mengharapkan seorang wanita di sisiku. Tapi apakah hanya itu jawabnya?

Ayahanda, yang aku pahami adalah bahwa hakikat kemanusiaan adalah kesendirian. Sedangkan mencari pemenuhan diri dari orang lain atau apapun yang berada di luar diri adalah suatu kemustahilan. Sebab keutuhan adalah semata-mata berawal dari sebuah kesadaran tentang kemanunggalan diri.

Ah, Ayahanda, aku tidak membutuhkan seorang wanita untuk menemukan jati diriku. Sebab aku mensyukuri keutuhan yang telah tercipta. Namun jika Ayahanda berkenan memberikan anugerah, berikan hamba seorang penolong yang sepadan dalam mengarungi samudera kehidupan yang tak terbatas ini. Tetapi jika tidak, hamba siap hidup dalam kesendirian dan selalu mensyukuri, menikmati, dan memaknainya.. Toh, Dewabrata mampu menemukan alasan kelahirannya tanpa seorang wanita..

Manunggal ing kawula Gusti..


*terima kasih untuk sahabat2, para guru, yang pernah bersama-sama dan membantuku menemukan arti keberadaanku di dunia ini..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Di Kala Senja

Coffee of Destiny

Stream Of Destiny