(kosong)

Seorang sahabat mengatakan padaku bahwa aku harus lebih banyak bersosialisasi dengan orang2. Belum saatnya bagiku untuk bertapa dan menjadi brahmana, masih banyak proses jatuh bangun yang mesti aku lewati.. Dia benar. Aku memang belum siap untuk menjalani laku pengingkaran2 diri. Aku belum sanggup untuk hidup disiplin. Aku masih tidak fokus dalam samadi. Aku masih mudah tergoda oleh asmara yang akan mengotori brahmacharya-ku. Aku masih harus mengembara.
Lalu, aku pun bertanya pada sang guru. "kegelisahan apakah ini, paman?" tanyaku. Hanya satu kata yang dia berikan padaku, "totalitas". Benar. Karena ketidakdisiplinanku, karena ketidakberanianku, aku menjalani dharma-ku setengah2. Dia sudah mengunyakan bagiku jawaban yang semestinya kutemukan dalam pengembaraanku.
Di saat kini, setelah semuanya menjadi jelas, yang kubutuhkan hanyalah keberanian untuk menentukan pilihan dan dengan sungguh2 menjalaninya.. Lalu, di dalam keheninganku, yang selalu muncul di benakku adalah cerita tentang orang kaya yang susah masuk KA. Dia tahu apa yang seharusnya dilakukan tapi tidak berani melepaskan egonya. Akhirnya, dengan ketetapan hati, aku memilih untuk menjalani dharma-ku dengan disiplin. Aku akan tetap menjadi penyendiri yang selalu berusaha mendengarkan suara keheningan alam semesta dan melihat makna di balik segala sesuatu yang dapat dilihat. Aku akan menjalani brahmacharya selama 3 tahun. Aku tidak akan menikah atau berpacaran sampai sumpahku selesai.
Cinta dan kerinduanku kepada Tuhan lah yang menggerakkan aku untuk melakukan semuanya ini. Dia lah Awal dan Tujuan hidupku.
Tuhan, inilah kurban dan persembahanku. Inilah bhakti-ku.. Terjadilah padaku menurut kehendakMu..
Komentar
Posting Komentar