Faith and Its Clothes

Hari2 ini, aku lebih sering bicara dengan Padang Buana; Ia semakin dekat denganku. itu artinya aku sedang mengalami kebimbangan. Angin Selaksa pun lebih senang berlarian menjauh dariku tanpa berkata sepatah katapun.
Aku sedang dalam pergulatan besar antara pakaian dan keyakinan. kusadari keyakinanku semakin berbeda dengan pakaianku. tubuh dan jiwaku mempercayai kelahiran kembali, tetapi pakaianku tidak. semakin banyak kutemui orang2 yang berpakaian sama, aku merasa semakin berbeda. apa aku salah memakai pakaian? haruskah aku menggantinya? tetapi orang2 yang membantuku menegaskan siapa diriku adalah orang2 yang berpakaian sama denganku. meang aku lebih cocok memakai pakaian yang lain; yang lebih bergaya timur dan klasik. hanya seperti ada ikatan kuat yang menghalangiku untuk berganti pakaian."tunggu dulu sebentar", katanya.
Ini membuatku bimbang, sebab setiap pilihan akan menanggung konsekuensinya masing2. yang bisa kulakukan sekarang adlah berusaha menjawab apa yang kurasakan dan menggenapi kerinduan ini. mungkin ini jugalah perutusanku.
Di batas selalu ada cakrawala,
di tengah senantiasa ada keraguan,
rajawali terbang dalam gelap,
di antara kabut dan tanah basah.
Adakah damai abadi di atas sana?
Dendam dan Cinta,
dua sisi dari keping hati yang sama.
Kemarahan dan pengampunan,
dua wajah dari satu jiwa.
Manakah yang lebih baik?
semuanya hanyalah mimpi2 jiwa.
jiwa bisa memilih kapan untuk terjaga.
Di antara kabut dan tanah basah,
rajawali terbang dalam gelap
tetapi kegelapan tidak selamanya menakutkan,
apabila tahu bahwa dia terbang,
menuju rumahnya.
namun satu hal yang aku pahami, bahwa apapun pakaian yang kukenakan, yang paling penting adalah bagaimana aku menemukan apa yang kucari, menjawab kerinduanku; serta bagaimana aku bisa melaksanakan perutusanku untuk menegakkan cinta kasih terhadap sesama.. sederhana tapi tidak pernah mudah..
Aku sedang dalam pergulatan besar antara pakaian dan keyakinan. kusadari keyakinanku semakin berbeda dengan pakaianku. tubuh dan jiwaku mempercayai kelahiran kembali, tetapi pakaianku tidak. semakin banyak kutemui orang2 yang berpakaian sama, aku merasa semakin berbeda. apa aku salah memakai pakaian? haruskah aku menggantinya? tetapi orang2 yang membantuku menegaskan siapa diriku adalah orang2 yang berpakaian sama denganku. meang aku lebih cocok memakai pakaian yang lain; yang lebih bergaya timur dan klasik. hanya seperti ada ikatan kuat yang menghalangiku untuk berganti pakaian."tunggu dulu sebentar", katanya.
Ini membuatku bimbang, sebab setiap pilihan akan menanggung konsekuensinya masing2. yang bisa kulakukan sekarang adlah berusaha menjawab apa yang kurasakan dan menggenapi kerinduan ini. mungkin ini jugalah perutusanku.
Di batas selalu ada cakrawala,
di tengah senantiasa ada keraguan,
rajawali terbang dalam gelap,
di antara kabut dan tanah basah.
Adakah damai abadi di atas sana?
Dendam dan Cinta,
dua sisi dari keping hati yang sama.
Kemarahan dan pengampunan,
dua wajah dari satu jiwa.
Manakah yang lebih baik?
semuanya hanyalah mimpi2 jiwa.
jiwa bisa memilih kapan untuk terjaga.
Di antara kabut dan tanah basah,
rajawali terbang dalam gelap
tetapi kegelapan tidak selamanya menakutkan,
apabila tahu bahwa dia terbang,
menuju rumahnya.
namun satu hal yang aku pahami, bahwa apapun pakaian yang kukenakan, yang paling penting adalah bagaimana aku menemukan apa yang kucari, menjawab kerinduanku; serta bagaimana aku bisa melaksanakan perutusanku untuk menegakkan cinta kasih terhadap sesama.. sederhana tapi tidak pernah mudah..
Komentar
Posting Komentar