The Song Of A Son

Ayahanda Dewata Agung,
telah kumaknai banyak hal dalam hidup ini,
kumaknai hidup itu sendiri,
aku bergulat dalam keramaian,
supaya dapat mencapai keheningan.
Kucari tahu siapa diriku,
kupelajari setiap gerak batinku,
telah kumakan setiap buah pengetahuan,
lalu mencoba masuk ke dunia makna,
aku mencari perutusan hidupku,
namun tak kunjung kutemukan kedamaian.
Tubuhku lunglai,
mataku memerah,
semangatku patah,
mulutku diam membisu,
Oh, Dewata Agung, kakiku gemetar seperti anak belasan tahun,
jalan di depan mataku begitu gelap dan berbatu.
Apakah yang harus ananda perbuat, oh Ayahanda Dewata Agung?
Ayahanda, Ayahanda,
bisa saja kumenangkan setiap pertempuran,
tapi ananda memilih memahami musuh.
telah ananda pelajari semua ilmu kesaktian,
tapi ananda dikalahkan oleh seorang wanita.
Oh Dewata Agung,
begitu naifkah aku hingga merasa bisa mengarungi setiap samudera?
aku begitu menyombongkan perbedaanku,
hingga lupa betapa lemahnya aku.
semakin ku menyelam ke dasar,
semakin ku menyadari samudera begitu dalam.
Ayahanda, masih banyak hal yang belum bisa ananda mengerti dan pahami,
masih banyak luka yang harus ananda sembuhkan,
masih banyak rasa yang harus ananda damaikan.
Oh, Ayahanda Dewata Agung,
begitu panjang jalan menuju kediamanMu,
begitu luas samudera yang mesti ananda lalui,
begitu banyak yang mesti ananda pahami,
begitu banyak pula yang mesti ananda lepaskan,
menuju pemurnian raga dan jiwa..
telah kumaknai banyak hal dalam hidup ini,
kumaknai hidup itu sendiri,
aku bergulat dalam keramaian,
supaya dapat mencapai keheningan.
Kucari tahu siapa diriku,
kupelajari setiap gerak batinku,
telah kumakan setiap buah pengetahuan,
lalu mencoba masuk ke dunia makna,
aku mencari perutusan hidupku,
namun tak kunjung kutemukan kedamaian.
Tubuhku lunglai,
mataku memerah,
semangatku patah,
mulutku diam membisu,
Oh, Dewata Agung, kakiku gemetar seperti anak belasan tahun,
jalan di depan mataku begitu gelap dan berbatu.
Apakah yang harus ananda perbuat, oh Ayahanda Dewata Agung?
Ayahanda, Ayahanda,
bisa saja kumenangkan setiap pertempuran,
tapi ananda memilih memahami musuh.
telah ananda pelajari semua ilmu kesaktian,
tapi ananda dikalahkan oleh seorang wanita.
Oh Dewata Agung,
begitu naifkah aku hingga merasa bisa mengarungi setiap samudera?
aku begitu menyombongkan perbedaanku,
hingga lupa betapa lemahnya aku.
semakin ku menyelam ke dasar,
semakin ku menyadari samudera begitu dalam.
Ayahanda, masih banyak hal yang belum bisa ananda mengerti dan pahami,
masih banyak luka yang harus ananda sembuhkan,
masih banyak rasa yang harus ananda damaikan.
Oh, Ayahanda Dewata Agung,
begitu panjang jalan menuju kediamanMu,
begitu luas samudera yang mesti ananda lalui,
begitu banyak yang mesti ananda pahami,
begitu banyak pula yang mesti ananda lepaskan,
menuju pemurnian raga dan jiwa..
Komentar
Posting Komentar