Mother, Why You Bother?


Selama dua ribu tahun Gereja mampu mempertahankan eksistensinya di dunia, selama puluhan tahun pula ia mampu bertahan di negeri kelahiranku ini. Tapi 20 tahun, tidak, 10 tahun lagi sang ibu tidak akan mampu menyusui anaknya lagi, sebab ia akan diinjak dan dihancurkan; bukan oleh dunia, tapi oleh dirinya sendiri, oleh generasi2nya sendiri. Gereja hanya dipahami sebagai lembaga keagamaan, tempat berkumpulnya orang2 yang beragama sama, sebagai wadah untuk pertemanan, perjodohan, dan berbagi kesenangan. namun dari generasi ke generasi, kesadaran bahwa Gereja adalh kumpulan pribadi2 yang mempunyai iman yang unik akan ajaran Yesus Kristus semakin dilupakan. Gereja bukan lagi sebagai tempat untuk menemukan kesejatian diri, tempat untuk saling menumbuhkan iman. indikasinya jelas, saat aku bertanya, "siapa kau? apa yang paling kau inginkan dalam hidupmu dan mengapa?" yang terlahir dari mulut mereka adlah jawaban2 sosial dan moral. tidak ada aroma kerinduan pada pencaharian akan Sang Kebenaran. sejak itu aku sadar bahwa Gereja sudah memilih takdirnya untuk dihancurkan oleh generasinya sendiri.

Sang ibu yang mulai renta dan rapuh kini tinggal menunggu ajal. sekuat apapun para hirarki mempertahankan idealismenya, pada akhirny mereka akan menyadari bahwa ternyata samudera lebih luas dari yang mereka kira, lalu mereka akan tenggelam oleh ketidaksadaran awak kapalnya sendiri. persis seperti runtuhnya menara babel.

Di negeriku ini, Gereja bisa bertahan karena terlindungi oleh rezim. saat tidak ada lagi rezim yang melindungi, jadi seperti apakah Gereja ku nanti?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Di Kala Senja

Coffee of Destiny

Stream Of Destiny