Unsent Letter
Salatiga, 29 september 2007
Dear Jery,
Banyak yang terjadi selama hampir dua tahun ini dan tentu banyak makna yang bisa dikumpulkan. perubahan pasti ada baik positif maupun negatif. aku mengamini semuanya itu. selain itu tentu banyak warna baru yang tentu berpengaruh dalam mengolah hidup. aku hanya ingin berbagi dan sedikit menyinggung masa lalu.
Dua tahun tentu bukan waktu yang singkat untuk mengolah dan mengenal diri. setiap hari, situasi menuntutku untuk mengambil keputusan yang tepat. Perlu kebeningan hati. kalau kita bisa memaknai semuanya itu, banyak nilai yang bisa dikumpulkan dan aku men"jumputi"nya tiap hari. dari situ aku banyak belajar tentang kerendahan hati dan menikmati rasa syukur. aku selalu berandai2, jika aku tidak mengenalmu tentu aku tidak akan sampai di sini. darimu aku banyak belajar untuk memahami orang lain (seperti engkau dulu mencoba memahamiku). ternyata banyak nilai dan hikmah dari kisah2 kita dulu yang jia dimaknai akan membuat kita semakin bersyukur. perjuangan sama yang aku alami di sini, bagaimana susahnya berhadapan denagn budaya, pola pikir, dan kebiasaan yang berbeda. selain itu berhadapan dengan bayang2 sendiri yang seakan mengikat kaki dan mulutku. aku harus merasakan bagaimana sakitnya proses healing memories dimana aku harus membuka kembali luka2 lamaku dari sebelum lahir sampai aku dewasa kini. di balik semuanya itu tentu lebih banyak kegembiraan yang membuat hatiku selalu tersenyum. bisakah kau bayangkan bagaimana rasanya bermain musik sambil bernyanyi? suatu impian kecil yang kini terwujud. aku mulai menikmati bagaimana menikmati mencintai lawan jenis sebagai seorang frater. indikasinya jelas bahwa walaubagaimanapun frater adalah manusia dan laki2 biasa. itu semua hanya pengantar yang membawa pada poin terpenting ini.
Inti dari melayangnya surat kecil ini ialah bahwa aku ingin minta maaf atas semua peristiwa yang tidak mengenakkan dulu. aku ingat telah membuat rumahmu ramai melihat ulahku yang tak tahu malu. diakui atau tidak, peristiwa itu pasti berbekas dan menjadi luka batin tersendiri. aku minta maaf juga dengan semua rangkaian peristiwwa yang terjadi sebelumnya. aku minta maaf padamu khususnya keluargamu. aku tidak membenci kalian malah aku bersyukur telah dieri pelajaran bahwa aku harus menerima dan tidak boleh memaksakan kenyataan. tekadang aku malu dan tersenyum sendiri, tapi terkadang jg bangga. semuanya itu, rangkaian peristiwa, kisah manis kita menjadi bagian tersendiri dalam hatiku seperti album yang terkadang aku buka dan menatapinya. aku akan sangat diteguhkan jika denagn tulus kalian memaafkan aku. aku akan sangat berterimakasih dan selalu mendoakan kalian.
Dua tahun tentu bukan waktu yang singkat untuk mengolah dan mengenal diri. setiap hari, situasi menuntutku untuk mengambil keputusan yang tepat. Perlu kebeningan hati. kalau kita bisa memaknai semuanya itu, banyak nilai yang bisa dikumpulkan dan aku men"jumputi"nya tiap hari. dari situ aku banyak belajar tentang kerendahan hati dan menikmati rasa syukur. aku selalu berandai2, jika aku tidak mengenalmu tentu aku tidak akan sampai di sini. darimu aku banyak belajar untuk memahami orang lain (seperti engkau dulu mencoba memahamiku). ternyata banyak nilai dan hikmah dari kisah2 kita dulu yang jia dimaknai akan membuat kita semakin bersyukur. perjuangan sama yang aku alami di sini, bagaimana susahnya berhadapan denagn budaya, pola pikir, dan kebiasaan yang berbeda. selain itu berhadapan dengan bayang2 sendiri yang seakan mengikat kaki dan mulutku. aku harus merasakan bagaimana sakitnya proses healing memories dimana aku harus membuka kembali luka2 lamaku dari sebelum lahir sampai aku dewasa kini. di balik semuanya itu tentu lebih banyak kegembiraan yang membuat hatiku selalu tersenyum. bisakah kau bayangkan bagaimana rasanya bermain musik sambil bernyanyi? suatu impian kecil yang kini terwujud. aku mulai menikmati bagaimana menikmati mencintai lawan jenis sebagai seorang frater. indikasinya jelas bahwa walaubagaimanapun frater adalah manusia dan laki2 biasa. itu semua hanya pengantar yang membawa pada poin terpenting ini.
Inti dari melayangnya surat kecil ini ialah bahwa aku ingin minta maaf atas semua peristiwa yang tidak mengenakkan dulu. aku ingat telah membuat rumahmu ramai melihat ulahku yang tak tahu malu. diakui atau tidak, peristiwa itu pasti berbekas dan menjadi luka batin tersendiri. aku minta maaf juga dengan semua rangkaian peristiwwa yang terjadi sebelumnya. aku minta maaf padamu khususnya keluargamu. aku tidak membenci kalian malah aku bersyukur telah dieri pelajaran bahwa aku harus menerima dan tidak boleh memaksakan kenyataan. tekadang aku malu dan tersenyum sendiri, tapi terkadang jg bangga. semuanya itu, rangkaian peristiwa, kisah manis kita menjadi bagian tersendiri dalam hatiku seperti album yang terkadang aku buka dan menatapinya. aku akan sangat diteguhkan jika denagn tulus kalian memaafkan aku. aku akan sangat berterimakasih dan selalu mendoakan kalian.
salam dari gunung
fr. Dismas Wenz
fr. Dismas Wenz
Komentar
Posting Komentar