A Word Called Love
Belakangan ini ada sebuah pertanyaan yang selalu mengganggu ketenangan pikiranku. apakah cinta harus diungkapkan denagn kata2? aku pikir, yang paling penting dari cinta adalah tindakan dan bukan kata2. indikasinya jelas, banyak wanita yang gak suka kalo digombali; dan gombal itu terdiri dari kata2. yaaa... meskipun terkadang itu jujur. apakah cinta harus diungkapkan denagn kata "aku cinta padamu", "aku mencintaimu","I Love U"??? kalau itu digunakan sebagai langkah awal, pintu masuk menjalin relasi, aku setuju. tapi cinta bukan hanya terbatas dalam satu jalinan relasi; tapi lebih kepada ungkapan perhatian, menghormati, menghargai apa yang ia lakukan, care, dan tanggung jawab. aku rasa itu yang paling penting.

semua orang pasti mencintai, apapun halangannya. akupun begitu. tapi tak semua orang mau dan mampu menjalin relasi cinta. ada sebuah pepatah "cinta tak harus memiliki." kalau "memiliki" di sini diartikan sebuah relasi, aku setuju. meskipun terkadang hal itu tidak relevan. sebab cinta bukan hanya soal "perasaan", tapi juga soal komitmen. dan komitmen itu selalu membawa konsekuensi dan tanggung jawab. aku bertanya-tanya, orang2 mudah mengatakan "I love U", "aku cinta padamu" kepada orang yang disukainya. tapi apakah mereka sudah mengerti apa yang mereka ungkapkan? apakah mereka sudah siap denagn segala tanggung jawab dan konsekuensinya?
dulu aku pernah mencintai seseorang. aku belum siap, tapi aku melakukannya. aku mengatakan kalau aku menyukainya. dan saat itu juga aku sadar, bahwa aku telah melakukan kesalahan besar. dan akhirnya apa yang aku dapat? luka yang menganga lebar dan sebuah memory indah yang tak terlupakan. I ain't gonna do ever fool anymore coz I still got my soul.
padahal cinta itu bisa dilihat dari apa yang kita lakukan; dari perhatian, tatapan mata, senyuman, bahkan dari ejekan sekalipun. yaaa.... meskipun bukan berarti kata2 itu tidak penting. sejauh bahasa bisa benar2 menggambarkan fakta, sejauh bahasa itu formatifsejauh momennya harus tepat dan spesial jika itu pertama kali, sejauh aku tau apa yang aku ungkapkan dan siap denagn segala konsekuensinya, aku rasa tak ada salahnya kalau memakai kata2 itu..
dan satu hal lagi, saat kita mengungkapkan bahwa kita mencintai seseorang, sebenarnya kita sedang mengatakan bahwa orang tersebut tak akan pernah mati..



semua orang pasti mencintai, apapun halangannya. akupun begitu. tapi tak semua orang mau dan mampu menjalin relasi cinta. ada sebuah pepatah "cinta tak harus memiliki." kalau "memiliki" di sini diartikan sebuah relasi, aku setuju. meskipun terkadang hal itu tidak relevan. sebab cinta bukan hanya soal "perasaan", tapi juga soal komitmen. dan komitmen itu selalu membawa konsekuensi dan tanggung jawab. aku bertanya-tanya, orang2 mudah mengatakan "I love U", "aku cinta padamu" kepada orang yang disukainya. tapi apakah mereka sudah mengerti apa yang mereka ungkapkan? apakah mereka sudah siap denagn segala tanggung jawab dan konsekuensinya?
dulu aku pernah mencintai seseorang. aku belum siap, tapi aku melakukannya. aku mengatakan kalau aku menyukainya. dan saat itu juga aku sadar, bahwa aku telah melakukan kesalahan besar. dan akhirnya apa yang aku dapat? luka yang menganga lebar dan sebuah memory indah yang tak terlupakan. I ain't gonna do ever fool anymore coz I still got my soul.
padahal cinta itu bisa dilihat dari apa yang kita lakukan; dari perhatian, tatapan mata, senyuman, bahkan dari ejekan sekalipun. yaaa.... meskipun bukan berarti kata2 itu tidak penting. sejauh bahasa bisa benar2 menggambarkan fakta, sejauh bahasa itu formatifsejauh momennya harus tepat dan spesial jika itu pertama kali, sejauh aku tau apa yang aku ungkapkan dan siap denagn segala konsekuensinya, aku rasa tak ada salahnya kalau memakai kata2 itu..
dan satu hal lagi, saat kita mengungkapkan bahwa kita mencintai seseorang, sebenarnya kita sedang mengatakan bahwa orang tersebut tak akan pernah mati..
Komentar
Posting Komentar