Mereka Telah Mati

Mereka Telah Mati

Aku memacu kudaku berlari
dan terus berlari tanpa henti
meski pagi masih begitu bayi
dan hawa dingin melingkungi

Dingin itu bagaikan selaksa panah
melesat gundah menembus zirah
menusuk tubuh meremuk tulang
membekukan segala pikir rindu

Tempik lantang dan tetakan pedang
masih saja bergema dan membayang
Anyir darah masih mewangi di tubuh
tapi segala hasrat telah lelah dan jengah

Segalanya hilang lenyap di padang
menyisakan bangkai lawan dan kawan
Mereka tiada sia-sia tanpa makna
hanya karena hasrat berkuasa

Yang tersisa hanya duka
dan dendam membara
untuk senantiasa mengulang
sebuah hasrat untuk perang

Aku memacu kudaku berlari
dan terus berlari tanpa henti
meski pagi masih begitu bayi
dan hawa dingin melingkungi

Mereka telah mati!

Sarang Kalong, 25 Januari 2010
Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Di Kala Senja

Coffee of Destiny

Stream Of Destiny