Pengosongan Diri

Pengosongan Diri


Bagiku, yg namanya pengosongan diri ialah berjalan tanpa hambatan. saat aku dihadapkan pada sebuah dinding aku mampu melewatinya tanpa harus menghancurkannya. saat aku dihadapkan pada sebuah jurang yg dalam, aku terus bisa berjalan tanpa harus terjatuh ke dalamnya.

*aku meluncur terperosok menuruni tebing. aku mencoba mencari pegangan pada rumput2 dan tanam2an, namun semuanya patah tak mampu menahan seberapa kuat aku terperosok. tanah yg semakin keras menggores kulit dan dagingku. batu2an yg aku terjang membuatku menahan rasa sakit. akhirnya sampai di ujung dimana tiba2 aku tercebur ke dalam sawah yg basah. ada ular yg hampir menggigitku, namun aku berhasil menghindar. akhirnya aku naik dari lumpur tanah itu dan aku merasa sangat bahagia.*

dalam sebuah pengembaraan permenungan bersama teman2 angkatanku, aku menuruni bukit yg tinggi. aku memungut sebuah daun tua yg terkelupas kulitnya sehingga terlihat rangka2nya. aku terus menjaganya jangan sampai rusak. saat bagian tengahnya patah tertiup angin kuat, aku memegang bagian yg patah itu agar tidak putus. sesampainya di bawah ternyata patahanya semakin lebar karena aku memegangnya terlalu kuat.

saat aku memperjuangkan sesuatu yg berharga, aku menyadari akan ada konsekuensi yg harus aku terima. pengorbanan. ada salah satu bagian dari diriku, mungkin angan2, cita2, atau keinginan2 lain yg harus aku korbankan demi apa yg aku pejuangkan. sakit memang. tapi ini demi tercapainya sebuiah perjuangan. aku agak kecewa karena daun itu patah tulangnya. tetapi aku bersyukur karena daun itu masih utuh dan berbentuk daun..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Di Kala Senja

Coffee of Destiny

Stream Of Destiny